Tuesday, 13 October 2015

Mencintainya karena Rabb, atau Mencintainya karena Dibujuk Syaitan?

Aku Mencintaimu Karena Rabb
Mencintainya karena Rabb, atau Mencintainya karena Dibujuk Syaitan?
----
Cinta itu fitrahnya (kecenderungan) manusia.
Seperti yang sudah ada, kita diberi paket dalam menjalani hidup:
A. Adanya otak atau akal untuk berpikir (terutama mencari cara/menentukan agar diri sendiri dijadikan prioritas mendapat yang menyenangkan/yang baik bagi diri).
B. Lidah untuk merasakan yang enak (hayo siapa yang mengajarkan bahwa suatu itu enak dan suatu itu tidak enak untuk diri sendiri?).
C. Hidung untuk mencium (siapa juga yang mengajarkan bahwa yang mana yang baunya menyenangkan dan yang perlu ditinggalkan/dijauhi?).
D. Cinta untuk merasakan kedamaian jiwa (siapa juga yang mengajarkan jika cinta terbalas itu menyenangkan dan kalau tak terbalas maka tak menyenangkan?).
----
Meski demikian, manipulasi pada poin-poin tersebut bisa juga terjadi.
Contohnya, jika seseorang dalam keadaan sakit, yang tadinya enak dilidahnya, berubah menjadi pahit/tidak enak.
Begitu pula cinta.
"Aku mencintamu karena Rabb", kata ungkapan kita yang jahil, pada seseorang yang padahal belum halal bagi kita, yang telah berhasil membuat candu pada diri kita.
Jika tidak candu, kau tidak akan sempat berkata demikian, percayalah!
----
Masih ingat kan dengan janji Syaitan yang seumur hidup mereka akan senantiasa membujuk kita, anak Adam, membujuk agar kiranya menjadi bagian dari golongan mereka?
Padahal yang mulanya ungkapan itu (judul, topik) sepantasnya diungkapkan oleh pasangan suami-istri, menjadi mudah saja terlontar bagi kita yang masih jahil dan masih separo dalam taqwa.
Bagi yang terlanjur dan sedang terkena penyakit yang satu ini, mudah-mudahan dimudahkan untuk bisa segera menjadikan penyakit itu sendiri sebagai obatnya. (Sakit cinta, obatnya menikah)
----
Freelance writter, public servant, thinker-teacher-dreamer
Want to make a donation?
BCA: 8600432053
BRI: 4542-01-018801-53-3
Mandiri: 159-00-0068323-4 
Name: Riyan Hidayat Samosir

No comments: