Tuesday 13 October 2015

Akan Menikah - Bab Hunian

Akan Menikah - Bab Hunian
Pemikiran yang mungkin terlintas dari pihak orang tua lelaki; orang tua perempuan; lelaki; perempuan.
----7
Kemungkinan-kemungkinan yang sebelumnya belum pernah terpikirkan oleh kita, bisa menjadi sebuah kejutan yang membawa kebaikan. Namun bisa pula menjadi sebuah kejutan yang membuat jantungan.
Baik, berikut hal-hal yang mungkin dipikirkan oleh keempat pihak tersebut:
----6
1. Pihak orang tua lelaki
Sebagai orang tua, tentu tak ingin anaknya yang setelah akhirnya memiliki keluarga baru, berpisah antara si orang tua dan si anak, mendapat kehidupan tak layak.
Tentu tak ada orang tua yang suka melihat anaknya menderita.
Maka orang tua akan sebisa mungkin meringankan beban anaknya dalam hal mencari tempat berlindung kala hujan; panas; berangin; privasi dan berkehidupan layak, yakni dengan memberikan kesempatan anak untuk tetap tinggal bersama atau membantu menambah sedikit biaya untuk memiliki atau menyewa hunian jika dirasa si anak masih belum mampu menanggung sendiri.
Hal ini akan diabaikan jika ternyata si anak mampu.
----5
2. Pihak orang tua perempuan
Sama hal dengan dengan pemikian orang tua lelaki, bahkan ada pula justru malah dengan senang hati memberikan hunian gratis untuk si anak dan pasangan tinggal.
----4
3. Pihak lelaki
Sebagai seorang lelaki, gengsi rasanya jika tak memiliki hunian, sedang dirinya berani mempersunting anak perempuan orang.
Atau ada pula yang setelah keduabelah pihak (lelaki dan perempuan) berunding, mereka menyepakati untuk hidup dimulai dari susah, menyewa hunian lantaran belum cukupnya dana untuk membeli.
Atau melalui cara KPR (Kredit Pemilikan Rumah) bagi yang memiliki dana namun tak belum mencukupi untuk membeli lunas. Di sini, penulis tidak membahas masalah hukum kredit atau hutang tersebut, karena masing-masing orang memiliki kebutuhan, gaya hidup dan pengetahuan yang berbeda-beda, ya.
----3
4. Pihak wanita
Sebagai seorang wanita, sikap untuk 'tidak mempersulit pasangan', suami, adalah dijadikan hal yang paling utama.
Istri mana yang tega membuat pasangannya tersiksa karena kemauannya yang padahal diluar kemampuan suami?
Karena pada hakikatnya ia pun bisa saja memiliki kemampuan yang terbatas atas kehendak suami, ya.
----2
Hal yang mengejutkan bagi pihak lelaki, yang tadinya gengsi untuk menyusahkan pihak wanita, justru bisa menjadi kejutan yang membawa kebaikan jika mengetahui kemungkinan yang ada pada poin 2 dan 4.
Namun, diluar dugaan, saat bertemu dengan seorang yang hanya mementingkan sepihak, bisa saja justru malah menguji pihak lelaki dengan permintaan ini dan itu yang padahal diluar kemampuannya (pihak lelaki).
----1
Hanya ingin mengingatkan, bahwa kebaikan tak mengenal gengsi; kebaikan tak akan menyusahakan/memberatkan sepihak; dan kebaikan tak akan bertentangan dengan tindakan yang dilarang oleh firman-Nya, meski kadang bertentangan dengan sosial/tetangga atau hukum manusia (Apa kata tetangga? Apa kata dunia?).
----
Freelance writter, public servant, thinker-teacher-dreamer
Want to make a donation?
BCA: 8600432053
BRI: 4542-01-018801-53-3
Mandiri: 159-00-0068323-4
Name: Riyan Hidayat Samosir

No comments: