Tuesday 13 October 2015

Singgasana-Nya dan Singgasana Insan-Nya

Singgasana-Nya dan Singgasana Insan-Nya
Maha Raja dan Raja
----
ﺑِﺴْﻢِ ٱﻟﻠَّﻪِ ٱﻟﺮَّﺣْﻤَٰﻦِ ٱﻟﺮَّﺣِﻴﻢِ
Pembahasan kali ini berat juga.
Penulisan kata : الْعَرْشِ
Sebagian terjemah ada yang menyebut kata aslinya, 'Arsy, ada pula dengan sebutan Arasy, keduanya sama-sama menjelaskan maksud dari "Singgasana".
Apakah 'Arsy hanya berhak atas Rabb?
----
Sebelum menuju ke pembahasan 'Arsy, tentu kita mengetahui akan adanya Malik ( الْمَلِكُ ) dan Wali/Wakil ( ﻭَﻟِﻴًّﺎ ) ( ﻭَﻛِﻴﻼً ), ya?
----
Adapun wali dari orang kafir adalah Syaitan.
Adapun pula kepala pemerintahan dari suatu negara adalah Raja.
Dari dua contoh di atas, keduanya memiliki makna yang dapat diserap untuk makhluk-Nya.
Dan sedangkan sebaik-baik wali adalah Rabb.
Dan sedangkan pula Yang Maha Raja adalah Rabb semesta alam.
----
[Al-Muminoon : 116]

(Maka Maha Tinggi Allah) dari main-main dan hal-hal lainnya yang tidak layak bagi kebesaran-Nya(Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Rabb Yang mempunyai Arasy yang mulia)yakni Al-Kursi atau singgasana bagi raja.
----
Jawabannya sekarang sudah mulai bisa dimengerti, ya?!
'Arsy ternyata adalah penyebutan singgasana yang bisa disandarkan kepada insan, untuk seorang Raja.
Dan singgasana Rabb, 'Arsy Rabb, tentu Maha dari singgasana seorang Raja, yang berada di atas air.
Subhanallah....
Ternyata air itu masa penciptaan dan kedudukannya dekat dan lama dengan lingkungan Maha Hidup Rabb.
Dan tentu 'Arsy Rabb jauh lebih megah lagi luas dari 'Arsy insan, ya.
----
[Hud : 7]

(Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari) yang permulaannya adalah hari Ahad dan berakhir pada hari Jumat (dan adalah Arasy-Nya) sebelum diciptakan langit dan bumi (di atas air) yaitu berada di atas angin (agar Dia menguji kalian) lafal liyabluwakum berta'alluq kepada lafal khalaqa artinya, Allah menciptakan langit dan bumi beserta isinya yaitu berupa manfaat-manfaat dan maslahat-maslahat bagi kalian untuk menguji kalian (siapakah di antara kalian yang lebih baik amalnya) artinya yang lebih taat kepada Allah (dan jika kamu berkata) hai Muhammad, kepada penduduk Mekah ("Sesungguhnya kalian akan dibangkitkan sesudah mati," niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata, "Tiada lain) tidak lain (ini) yakni Alquran yang menceritakan adanya hari berbangkit seperti yang telah engkau katakan itu (hanyalah sihir yang nyata") sihir yang jelas. Menurut qiraat dibaca saahirun bukannya sihrun; sedangkan yang diisyaratkan oleh musyar ilaih adalah Nabi Muhammad saw. bukannya Alquran.
----
Jadi, ada yang lebih besar dari yang Maha Besar?
Pertanyaan berikut memiliki 2 jawaban:
1. Jika kau bertanya akan kebesaran kekuasaan, tentu tidak ada yang lebih besar dari kuasa Rabb semesta alam.
2. Jika kau bertanya akan kebesaran suatu tempat, suatu singgasana, tentu singgasana Rabb haruslah besar untuk menampung dan menjadi Kursi Rabb.
Wallahu A'lam.....
----
[Yusuf : 100]

(Dan ia menaikkan kedua ibu-bapaknya) yakni Yusuf mendudukkan kedua orang tuanya sejajar dengannya (ke atas singgasananya.) tempat duduknya (Dan mereka merebahkan diri) yakni kedua orang tuanya dan semua saudara-saudaranya (kepada Yusuf seraya bersujud) yang dimaksud adalah sujud dengan membungkukkan badan bukannya sujud dalam arti kata meletakkan kening; cara itu merupakan penghormatan yang berlaku pada zamannya. (Dan berkata Yusuf,"Wahai ayahku! Inilah takwil mimpiku yang dahulu itu, sesungguhnya Rabbku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Rabbku telah berbuat baik kepadaku) terhadap diriku (ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara) Nabi Yusuf tidak menyinggung masalah sumur, hal ini sengaja ia lakukan demi menghormati saudara-saudaranya supaya mereka tidak malu (dan ketika membawa kalian dari dusun padang pasir) dari kampung padang pasir (setelah dirusak) dikacaukan (oleh setan hubungan antara aku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Rabbku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui) tentang makhluk-Nya (lagi Maha Bijaksana.") di dalam pekerjaan-Nya. Kemudian ayah Nabi Yusuf (Yakub) bermukim bersama Yusuf selama dua puluh empat tahun atau tujuh belas tahun. Disebutkan bahwa masa perpisahan mereka delapan belas tahun lamanya atau empat puluh tahun atau delapan puluh tahun. Kemudian Nabi Yakub menjelang ajalnya, sebelum itu ia berwasiat kepada Nabi Yusuf supaya ia dikebumikan di dekat ayahnya, yaitu Nabi Ishak. Lalu Nabi Yusuf membawa jenazah ayahnya ke tempat yang diisyaratkannya dalam wasiat dan mengebumikannya di tempat tersebut. Setelah itu Nabi Yusuf kembali ke Mesir dan ia tinggal di negeri itu sesudah Nabi Yakub meninggal dunia selama dua puluh tiga tahun. Ketika urusannya telah sempurna kemudian ia mengetahui bahwa dirinya tidak akan abadi dalam keadaan demikian lalu hatinya menginginkan agar ia hijrah ke kerajaan yang abadi, yakni akhirat. Untuk itu berkata seraya berdoa:

 [Yusuf : 101]

(Ya Rabbku! Sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian takbir mimpi) takwil-takwil mimpi (Ya Rabb Pencipta)yang menjadikan (langit dan bumi! Engkaulah Pelindungku) yang mengatur kebaikanku (di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan kumpulkanlah aku dengan orang-orang yang saleh) di antara bapak moyangku. Maka setelah ia berdoa, ia hidup hanya seminggu atau lebih dari seminggu. Kemudian ia wafat, pada saat itu usianya telah mencapai seratus dua puluh tahun. Lalu semua orang Mesir mengiringkan jenazahnya sampai ke tempat kuburannya; mereka meletakkan jenazah Nabi Yusuf di dalam sebuah tabelah yang terbuat dari marmer, dan mereka mengebumikannya di tempat yang terletak di antara kedua tepi sungai Nil, dimaksud supaya keberkahan terlimpahkan kepada kedua tepi sungai Nil. Maha Suci Allah yang tiada akhir bagi kerajaan-Nya.
----
Palangka Raya, 10 Oktober 2015 - RHS
Freelance writter, public servant, thinker-teacher-dreamer
Want to make a donation?
BCA: 8600432053
BRI: 4542-01-018801-53-3
Mandiri: 159-00-0068323-4 
Name: Riyan Hidayat Samosir

No comments: