Program apa sih?
Begini, kami (sebagai pelajar) setiap hari selalu bergelut di dunia teori, nulis ini-itu, memahami ini-itu, dan lain sebagainya. Sehingga, ‘teori’ pun menjadi makanan sehari-hari. Memang sih ada praktek seperti olah raga, tinkom, Bio-Praktek, listening, drama, dan lain sebagainya. Namun, alangkah lebih baik jika praktek itu bukan hanya pada pelajaran yang memang seharusnya dipraktekkan.
Membuat tape, dilihat sekilas hanyalah sebagai praktek biasa pada pelajaran Biologi, namun setelah dipikir-pikir ini juga merupakan pembelajaran penerapan.
Mengapa demikian?
Hal ini karena sebelumnya telah diajarkan teori tentang perubahan ubi kayu atau beras ketan menjadi tape karena dicampur ragi. Jika sebelumnya kita telah mempraktekkannya, maka bukanlah hal yang susah jika kita menginginkan tape namun tidak ada yang menjual, kan bisa membuatnya sendiri. Bahkan bisa dijadikan sebagai usaha jika menjualnya.
Induksi Elektromagnetik, aplikasi induksi elektromaknetik pada pelajaran Fisika membahas tentang prinsip kerja transformator. Alat yang dapat digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan listrik arus bolak-balik disebut TransFormator atau sering disingkat (disebut) trafo. Tarfo ini berada tidak jauh dari kehidupan kita. Televisi (TV), lemari es, mesin cuci, kipas angin, dan lain sebagainya bisa menyala karena adanya pengaturan dari trafo.
Apa yang kita lakukan jika trafo rusak?
Tentu kita minta bantuan petugas servis untuk memperbaikinya. Memang tak bisa dipungkiri.
Apa yang kita lakukan jika tidak ada penjual tape, padahal istri sedang mengidam ingin makan tape, dan sebenarnya kita pernah belajar + mempraktekkan membuat tape saat di sekolah dulu.
Tinggal buat sendiri saja.
Yap…, benar sekali. Kurang lebih seperti itulah kehidupan kita.
Apa yang dapat kita simpulkan?
Yang dapat kita simpulkan adalah bahwa kebisaan kita bisa menjadi bekal kita menjalani hidup yang fana ini (aduh…, pakai didramatisir segala ya kalimatnya).
Jika ternyata terdapat program kerja Penerapan Teori, maka mungkin kita bisa bangkit membangun negeri kita ini.
Mengapa demikian?
Karena, negeri yang maju adalah negeri yang sistem produksinya tinggi.
Coba seandainya Indonesia bukan hanya menjadi negeri konsumen tetapi produsen, maka apa yang terjadi? Tentu Indonesia akan bisa mendapat income (pemasukan) dari hasil produksinya.
Tengoklah om ‘saya’, Mr. Bill Gates (maunya…:)), orang terkaya di AS. Beliau adalah produsen yang hebat. Bahkan beliau sempat menjadi orang terkaya di dunia (baca-baca dari internet sih gitu katanya). Microsoft adalah perusahaan yang beliau dirikan untuk software (perangkat lunak) komputer (khususnya Windows). Sudah sangat banyak membantu di kehidupan kita (khususnya kehidupan penulis). Microsoft Word contohnya. Merupakan software untuk menulis (mengetik), salah satu produk dari Microsoft Corp.
Mengapa harus program Penerapan Teori?
Kan tadi sudah nengok om William Henry Gates III alias Bill Gates, sekarang tengoklah para programmer! Kami (para programmer) menerapkan metode Penerapan Teori ini pada program yang dibuat. Untuk membuat program yang berguna seperti yang dibuat om Bill Gates tadi, teori-teori harus terkumpul terlebih dahulu dalam pikiran, lalu kemudian dikembangkanlah menjadi program (software/perangkat lunak) seperti yang diinginkan. Entah membuat virus yang merugikan yang bisa memakan habis file (data) yang berekstensi “.doc”, atau justru membuat anti virus yang bisa sekaligus memperbaiki komputer dari kerusakan registry atau data yang telah diserang oleh virus, ya…., semua itu berasaskan teori yang kami (programmer) miliki.
Begitu juga menulis. Kami (para penulis) menulis dengan tujuan untuk saling berbagi ilmu pengetahuan demi menerdaskan anak bangsa. Kalau anak bangsa bisa cerdas, tentu tak akan mudah untuk dijajah oleh bangsa lain.
Jika anak bangsa bisa cerdas, aktif dan kreatif sehingga bisa menjadi produsen, maka untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara Produksi itu bukanlah hal yang tak mungkin!
Yakinlah semua itu bisa terjadi!
NB: Tak ada yang mudah, namun tak ada yang tak bisa
No comments:
Post a Comment