Berhubung sudah dekat UN (Ujian Nasional) nih, maka kami (penulis blog ini) tidak punya banyak waktu untuk menulis. Soalnya, sudah kelas 3, kan sayang kalau tidak lulus, jadi lama deh melanjutkan ke perguruan tingginya.
Oke, mungkin bagi orang Islam, kata Madrasah itu sudah tidak asing lagi di telinga. Tapi bagi non-Islam, mungkin mereka belum tau apa arti dari Madrasah. Tapi, tidak menutup kemungkinan lho ada juga Islam yang tidak tau maksud dari Madrasah.
Madrasah diambil dari bahasa Arab.
Madrasah artinya adalah sekolah.
Baiklah langsung saja kita cari tau kepanjangan MA, MTs, MI.
Madrasah Aliyah adalah kepanjangan dari MA.
Madrasah Tsanawiyah adalah kepanjangan dari MTs.
Madrasah Ibtidaiyah adalah kepanjangan dari MI.
MA setingkat dengan SMA (Sekolah Menenngah Atas).
MTs setingkat dengan SMP (Sekolah Menengah Pertama).
MI setingkat dengan SD (Sekolah Dasar).
Jika ketiga (tiga atau enam yah…?) singkatan ini diakhiri dengan huruf “N”, maka lembaga ini di sebut lembaga Negeri. Contoh: SMAN sama dengan SMA Negeri sama dengan Sekolah Menengah Atas Negeri.
MAN Model Palangkaraya berarti sekolah setingkat dengan SMA. Karena dibelakang terdapat huruf N (MA”N”), maka lembaga ini berbasis negeri.
So, kalau sudah lulus, apa lagi dong tingkatannya?
Kuliah. Inilah yang menuggu di depan mata. Tentunya bagi mereka (kita) yang masih ingin terus menuntut ilmu.
Posted by Riyan Hidayat Samosir
In http://bekabe.blogspot.com
Monday, 30 March 2009
Saturday, 7 March 2009
Program Penerapan Teori
Program apa sih?
Begini, kami (sebagai pelajar) setiap hari selalu bergelut di dunia teori, nulis ini-itu, memahami ini-itu, dan lain sebagainya. Sehingga, ‘teori’ pun menjadi makanan sehari-hari. Memang sih ada praktek seperti olah raga, tinkom, Bio-Praktek, listening, drama, dan lain sebagainya. Namun, alangkah lebih baik jika praktek itu bukan hanya pada pelajaran yang memang seharusnya dipraktekkan.
Membuat tape, dilihat sekilas hanyalah sebagai praktek biasa pada pelajaran Biologi, namun setelah dipikir-pikir ini juga merupakan pembelajaran penerapan.
Mengapa demikian?
Hal ini karena sebelumnya telah diajarkan teori tentang perubahan ubi kayu atau beras ketan menjadi tape karena dicampur ragi. Jika sebelumnya kita telah mempraktekkannya, maka bukanlah hal yang susah jika kita menginginkan tape namun tidak ada yang menjual, kan bisa membuatnya sendiri. Bahkan bisa dijadikan sebagai usaha jika menjualnya.
Induksi Elektromagnetik, aplikasi induksi elektromaknetik pada pelajaran Fisika membahas tentang prinsip kerja transformator. Alat yang dapat digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan listrik arus bolak-balik disebut TransFormator atau sering disingkat (disebut) trafo. Tarfo ini berada tidak jauh dari kehidupan kita. Televisi (TV), lemari es, mesin cuci, kipas angin, dan lain sebagainya bisa menyala karena adanya pengaturan dari trafo.
Apa yang kita lakukan jika trafo rusak?
Tentu kita minta bantuan petugas servis untuk memperbaikinya. Memang tak bisa dipungkiri.
Apa yang kita lakukan jika tidak ada penjual tape, padahal istri sedang mengidam ingin makan tape, dan sebenarnya kita pernah belajar + mempraktekkan membuat tape saat di sekolah dulu.
Tinggal buat sendiri saja.
Yap…, benar sekali. Kurang lebih seperti itulah kehidupan kita.
Apa yang dapat kita simpulkan?
Yang dapat kita simpulkan adalah bahwa kebisaan kita bisa menjadi bekal kita menjalani hidup yang fana ini (aduh…, pakai didramatisir segala ya kalimatnya).
Jika ternyata terdapat program kerja Penerapan Teori, maka mungkin kita bisa bangkit membangun negeri kita ini.
Mengapa demikian?
Karena, negeri yang maju adalah negeri yang sistem produksinya tinggi.
Coba seandainya Indonesia bukan hanya menjadi negeri konsumen tetapi produsen, maka apa yang terjadi? Tentu Indonesia akan bisa mendapat income (pemasukan) dari hasil produksinya.
Tengoklah om ‘saya’, Mr. Bill Gates (maunya…:)), orang terkaya di AS. Beliau adalah produsen yang hebat. Bahkan beliau sempat menjadi orang terkaya di dunia (baca-baca dari internet sih gitu katanya). Microsoft adalah perusahaan yang beliau dirikan untuk software (perangkat lunak) komputer (khususnya Windows). Sudah sangat banyak membantu di kehidupan kita (khususnya kehidupan penulis). Microsoft Word contohnya. Merupakan software untuk menulis (mengetik), salah satu produk dari Microsoft Corp.
Mengapa harus program Penerapan Teori?
Kan tadi sudah nengok om William Henry Gates III alias Bill Gates, sekarang tengoklah para programmer! Kami (para programmer) menerapkan metode Penerapan Teori ini pada program yang dibuat. Untuk membuat program yang berguna seperti yang dibuat om Bill Gates tadi, teori-teori harus terkumpul terlebih dahulu dalam pikiran, lalu kemudian dikembangkanlah menjadi program (software/perangkat lunak) seperti yang diinginkan. Entah membuat virus yang merugikan yang bisa memakan habis file (data) yang berekstensi “.doc”, atau justru membuat anti virus yang bisa sekaligus memperbaiki komputer dari kerusakan registry atau data yang telah diserang oleh virus, ya…., semua itu berasaskan teori yang kami (programmer) miliki.
Begitu juga menulis. Kami (para penulis) menulis dengan tujuan untuk saling berbagi ilmu pengetahuan demi menerdaskan anak bangsa. Kalau anak bangsa bisa cerdas, tentu tak akan mudah untuk dijajah oleh bangsa lain.
Jika anak bangsa bisa cerdas, aktif dan kreatif sehingga bisa menjadi produsen, maka untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara Produksi itu bukanlah hal yang tak mungkin!
Yakinlah semua itu bisa terjadi!
NB: Tak ada yang mudah, namun tak ada yang tak bisa
Begini, kami (sebagai pelajar) setiap hari selalu bergelut di dunia teori, nulis ini-itu, memahami ini-itu, dan lain sebagainya. Sehingga, ‘teori’ pun menjadi makanan sehari-hari. Memang sih ada praktek seperti olah raga, tinkom, Bio-Praktek, listening, drama, dan lain sebagainya. Namun, alangkah lebih baik jika praktek itu bukan hanya pada pelajaran yang memang seharusnya dipraktekkan.
Membuat tape, dilihat sekilas hanyalah sebagai praktek biasa pada pelajaran Biologi, namun setelah dipikir-pikir ini juga merupakan pembelajaran penerapan.
Mengapa demikian?
Hal ini karena sebelumnya telah diajarkan teori tentang perubahan ubi kayu atau beras ketan menjadi tape karena dicampur ragi. Jika sebelumnya kita telah mempraktekkannya, maka bukanlah hal yang susah jika kita menginginkan tape namun tidak ada yang menjual, kan bisa membuatnya sendiri. Bahkan bisa dijadikan sebagai usaha jika menjualnya.
Induksi Elektromagnetik, aplikasi induksi elektromaknetik pada pelajaran Fisika membahas tentang prinsip kerja transformator. Alat yang dapat digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan listrik arus bolak-balik disebut TransFormator atau sering disingkat (disebut) trafo. Tarfo ini berada tidak jauh dari kehidupan kita. Televisi (TV), lemari es, mesin cuci, kipas angin, dan lain sebagainya bisa menyala karena adanya pengaturan dari trafo.
Apa yang kita lakukan jika trafo rusak?
Tentu kita minta bantuan petugas servis untuk memperbaikinya. Memang tak bisa dipungkiri.
Apa yang kita lakukan jika tidak ada penjual tape, padahal istri sedang mengidam ingin makan tape, dan sebenarnya kita pernah belajar + mempraktekkan membuat tape saat di sekolah dulu.
Tinggal buat sendiri saja.
Yap…, benar sekali. Kurang lebih seperti itulah kehidupan kita.
Apa yang dapat kita simpulkan?
Yang dapat kita simpulkan adalah bahwa kebisaan kita bisa menjadi bekal kita menjalani hidup yang fana ini (aduh…, pakai didramatisir segala ya kalimatnya).
Jika ternyata terdapat program kerja Penerapan Teori, maka mungkin kita bisa bangkit membangun negeri kita ini.
Mengapa demikian?
Karena, negeri yang maju adalah negeri yang sistem produksinya tinggi.
Coba seandainya Indonesia bukan hanya menjadi negeri konsumen tetapi produsen, maka apa yang terjadi? Tentu Indonesia akan bisa mendapat income (pemasukan) dari hasil produksinya.
Tengoklah om ‘saya’, Mr. Bill Gates (maunya…:)), orang terkaya di AS. Beliau adalah produsen yang hebat. Bahkan beliau sempat menjadi orang terkaya di dunia (baca-baca dari internet sih gitu katanya). Microsoft adalah perusahaan yang beliau dirikan untuk software (perangkat lunak) komputer (khususnya Windows). Sudah sangat banyak membantu di kehidupan kita (khususnya kehidupan penulis). Microsoft Word contohnya. Merupakan software untuk menulis (mengetik), salah satu produk dari Microsoft Corp.
Mengapa harus program Penerapan Teori?
Kan tadi sudah nengok om William Henry Gates III alias Bill Gates, sekarang tengoklah para programmer! Kami (para programmer) menerapkan metode Penerapan Teori ini pada program yang dibuat. Untuk membuat program yang berguna seperti yang dibuat om Bill Gates tadi, teori-teori harus terkumpul terlebih dahulu dalam pikiran, lalu kemudian dikembangkanlah menjadi program (software/perangkat lunak) seperti yang diinginkan. Entah membuat virus yang merugikan yang bisa memakan habis file (data) yang berekstensi “.doc”, atau justru membuat anti virus yang bisa sekaligus memperbaiki komputer dari kerusakan registry atau data yang telah diserang oleh virus, ya…., semua itu berasaskan teori yang kami (programmer) miliki.
Begitu juga menulis. Kami (para penulis) menulis dengan tujuan untuk saling berbagi ilmu pengetahuan demi menerdaskan anak bangsa. Kalau anak bangsa bisa cerdas, tentu tak akan mudah untuk dijajah oleh bangsa lain.
Jika anak bangsa bisa cerdas, aktif dan kreatif sehingga bisa menjadi produsen, maka untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara Produksi itu bukanlah hal yang tak mungkin!
Yakinlah semua itu bisa terjadi!
NB: Tak ada yang mudah, namun tak ada yang tak bisa
Monday, 2 March 2009
Pelantikan OSIS 2008/2009 MAN Model Palangkaraya
Senin (02-03-2009), pelantikan OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) masa bakti 2008/2009.
Diharapkan OSIS tahun ini bisa lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. (eits..., bukan berarti tahun2 kemarin gak baik:)).
Berikanlah yang terbaik untuk sekolah ya teman-teman (adik-adik)!
Sukses selalu ya...!
Subscribe to:
Posts (Atom)